
Saat ini salah satu cara pengendalian rayap di Indonesia masih banyak menggunakan pestisida kimiawi seperti pestisida anti rayap (termitisida) yang mahal harganya dan mengakibatkan terjadinya dampak buruk bagi di lingkungan. Dikhawatirkan terlalu seringnya menggunakan insektisida dapat memicu resistensi hama rayap terhadap insektisida tersebut, bahkan dikhawatirkan dapat memicu ledakan hama dan menyebabkan ledakan hama dan terbunuhnya musuh-musuh alami. Oleh sebab itu, salah satu cara pengendalian rayap dengan menggunakan agens hayati yang ramah lingkungan, murah, dapat diproduksi sendiri dan dapat digunakan lebih lanjut sehingga peningkatan kualitas lingkungan dapat tercapai.
Salah satu alternatif pengendalian hayati adalah dengan memanfaatkan Nematoda Entomopatogen (NEP) dari genus Steinernema sp. dan Heterorhabditis sp. yang sangat potensial untuk mengendalikan serangga hama dari ordo Lepidoptera, Coleoptera dan Diptera. Nematode entomopatogen mempunyai beberapa kelebihan yaitu bersifat virulen terhadap inangnya, membunuh serangga inang dengan cepat, mempunyai kisaran inang yang luas, tidak berbahaya bagi serangga bukan sasaran dan mudah dibiakkan secara in vivo maupun in vitro (media buatan di laboratorium).