Proses manufaktur logam adalah proses di mana bahan baku logam mengalami proses penambahan nilai dengan mengkonversinya menjadi produk akhir yang memiliki geometri dan sifat-sifat tertentu yang diperlukan untuk pemrosesan lanjut atau berbagai aplikasi rekayasa dengan fungsi, lingkup, dan tujuan tertentu. Di samping proses solidifikasi leburan logam dan proses konsolidasi serbuk logam, proses manufaktur logam melalui deformasi plastis logam pejal dan lembaran adalah proses yang sangat penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Proses deformasi dilakukan dengan mengaplikasikan gaya-gaya mekanik baik dengan maupun tanpa pemberian energi thermal. Aplikasi dari gaya-gaya mekanik tersebut, baik secara langsung maupun tak langsung akan menyebabkan logam mengalir tanpa mengalami perubahan massa atau volume yang signifikan. Beberapa proses konvensional telah dikenal sejak lama dan hingga saat ini masih tetap digunakan secara luas adalah penempaan (forging), pencanaian atau pengerolan (rolling), ekstrusi (extrusion), penarikan (drawing) serta pembentukan logam lembaran (sheet metal forming).
Untuk dapat memberikan nilai tambah (value added) yang maksimal pada produk hasil proses pembentukan logam sebagaimana telah dijelaskan di atas, deformasi yang terjadi pada logam dengan berbagai fenomena yang menyertainya, baik metalurgi, fisik maupun mekanik, harus dipahami dengan baik. Seorang sarjana Metalurgi atau Material umumnya telah memiliki dasar-dasar yang solid tentang hubungan antara struktur, sifat-sifat, pemrosesan, kinerja logam. Berbagai kompetensi yang telah dan akan dipelajari tersebut dapat diaplikasikan di dalam pengendalian berbagai parameter proses dan material untuk merekayasa atau memodifikasi struktur internal dan permukan logam pada berbagai tingkatan agar diperoleh sifat-sifat keseluruhan dan permukaan yang diperlukan oleh suatu komponen pada aplikasinya.
Buku ini dimulai dengan pemberian gambaran secara komprehensif dan sistematis tentang proses manufaktur logam melalui deformasi plastis serta status dan arah perkembangannya hingga saat buku ini ditulis. Bab berikutnya mengulas kembali dasar-dasar mekanika bahan yang diperlukan untuk analisis mekanika pembentukan logam yang akan dijelaskan pada beberapa bab selanjutnya. Akan diulas kembali pula beberapa teori dasar Metalurgi Fisik dan Metalurgi Mekanik yang berhubungan erat dengan proses deformasi plastis, baik pada suhu ruang (pengerjaan dingin) maupun suhu di atas temperature rekristalisasi (pengerjaan panas). Secara khusus akan dibahas pula mengenai kriteria luluh untuk menentukan kapan mulai terjadi aliran logam pada keadaan tegangan yang kompleks serta pengujian, perhitungan, interpretasi, dan penggunaaan kurva tegangan alir logam pada proses pembentukan diskrit maupun kontinu.
Selain aspek-aspek metalurgi dan mekanik yang bersifat teoritis, buku ini dilengkapi pula dengan aspek-aspek praktis proses pembentukan logam yang disajikan dalam bentuk studi kasus dan masalah-masalah pemicu untuk proses pembelajaran mandiri (self-directed learning). Studi kasus dan masalah pemicu tersebut diintegrasikan dengan kegiatan Praktikum Pembentukan Logam. Melalui Tugas dan Masalah Pemicu diberikan di akhir buku ini Mahasiswa diharapkan dapat menjalankan proses pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based learning) dan proses pembelajaran dengan pengalaman (experiential learning) yang berlangsung secara simultan di Laboratorium. Melalui proses pembelajaran tingkat tinggi ini mahasiswa diharapkan akan menjadi pembelajar seumur hidup (life-long learner) dan mampu beradaptasi dengan berbagai masalah dan perkembangan yang terjadi di industri manufaktur logam.