
Buku ini membahas kultur teknis dan pengelolaan beberapa komoditas tanaman perkebunan seperti Pala, Cengkeh, Murbei, Jambu Mete, dan Nilam, yang lebih banyak dikenal dan dikelola dalam skala perkebunan rakyat, meskipun di beberapa wilayah ada juga komoditas ini yang dikelola oleh perusahaan dengan skala yang lebih besar. Komoditas-komoditas perkebunan rakyat ini peranannya bagi pemenuhan kebutuhan manusia tidak kalah dengan komoditas perkebunan utama, baik sebagai bahan makanan (pangan), obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain. Oleh karena itu pada beberapa keadaan ketergantungan kebutuhan yang tinggi tidak dipenuhi dengan ketersediaan hasil produksi beberapa tanaman perkebunan rakyat mengakibatkan harga beberapa komoditas ini menjadi sangat fluktuatif terkadang sangat tinggi. Tanaman Jambu Mete banyak dibudidayakan di daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Tanaman Nilam dibudidayakan sebagai tanaman sela maupun monokultur petani kakao di Sulawesi tenggara, Sumatera, Jawa dan sebagian Sulawesi Barat, Tanaman Cengkeh tetap menjadi primadona bagi petani di daerah Maluku, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Sebenarnya selain komoditas yang disebutkan, masih banyak lagi komoditi-komoditi yang digolongkan sebagai komoditas tanaman perkebunan rakyat, didasarkan pada pengelolaan dan produksinya yang lebih banyak dikelola skala perkebunan rakyat, seperti tanaman jahe, kemiri, kayu manis, panili, tembakau, kapuk, teh, kapas, Jarak pagar, rami, rosella dan lain-lain, namun dalam pembahasan pada bab berikutnya buku ini hanya akan membahas komoditas Cengkeh, pala, nilam, jambu mete, dan murbei