
Konsep kecerdasan ganda menunjukkan bahwa kecerdasan bukan hanya kemampuan umum yg diungkapkan sang IQ, tapi ada beberapa kecerdasan tidak selaras yang berdiri sendiri serta menunjuk pada hasil yang berbeda. Gardner mengidentifikasi delapan jenis kecerdasan yang tidak sama, yaitu kecerdasan linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, serta naturalistik. Teori kecerdasan beragam sudah diterapkan pada aneka macam bidang, antara lain pendidikan, pengembangan karir, dan psikologi. menyebarkan konsep kecerdasan majemuk pada dunia pendidikan, pendidik wajib mendukung tumbuh kembang anak dalam aneka macam perencanaan, pelaksanaan acara dan evaluasi. Konsep multiple intelligences mengakui keragaman individu, membantu membuatkan potensi siswa, memperlihatkan penilaian cara lain, menaikkan motivasi dan agama diri serta memungkinkan pembelajaran partisipatif pada pendidikan.
Dunia pendidikan semakin berkembang perkembangan dunia pendidikan mengiringi kebutuhan penerima jasa pendidikan (stakeholder). Pendidikan alternatif merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan yang makin kompleks. Pendidikan alternatif pada dasarnya merupakan bentuk model pendidikan yang diterapkan oleh masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tanpa memandang materi yang diajarkan, ruang, waktu, sumber belajar dan gaya belajar. Sejarahnya di Indonesia, model pendidikan alternatif dimulai dari Taman Siswa R.M. 1922 Suwardi Suryaningrat yang lebih dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara. Sekolah Taman Siswa didirikan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia yang tidak menyekolahkan semua rakyat Indonesia. Hanya anak bangsawan, konglomerat dan raja yang bersekolah. Sedangkan pada saat itu semua rakyat Indonesia sangat membutukan pendidikan agar dapat segera merdeka dan bebas dari penjajahan Belanda.